Sunday 13 November 2016

Singapore Ice Cream Sandwich

Ice Cream Sandwich Seharga S$1
Belum ke Singapura namanya kalau belum cobain ice cream sandwich. Benar sekail, Singapura memiliki salah satu kuliner yang mungkin sudah terkenal di seluruh wilayah Asia Tenggara atau paling tidak di Indonesia yaitu ice cream sandwich. Ice cream sandwich adalah suatu kuliner berupa ice cream yang diapit roti atau wafer, seperti tampak pada foto.

Waktu saya mendapat kesempatan untuk jalan-jalan ke Singapura akhir tahun 2015 yang lalu, saya tidak lupa mencoba mencicipi kuliner yang satu ini. Saya menemukan penjualnya di daerah Bugis Street Market dan proses menemukannya pun sangat tidak disengaja. Sambil menunggu keluarga, ibu dan adik-adik perempuan saya, berbelanja oleh-oleh di Bugis Street Market saya putuskan untuk jalan-jalan ke sisi lain dari akses masuk-keluar Bugis Street Market. Di sisi lain akses masuk-keluar yang mengarah ke Albert Street (jika tidak salah ingat nama jalannya) saya tanpa sengaja menemukan penjual ice cream sandwich ini. Sang penjual adalah seorang lelaki yang sudah cukup tua, mungkin usianya di kisaran 60 tahun, dengan begitu semangat menawarkan dagangannya, "one dollar ice cream, one dollar ice cream", begitu terus ucapan yang diulang-ulangnya untuk membuat orang-orang yang berlalu lalang disekelilingnya tertarik atau memberi perhatian dan diharapkan akhirnya membeli. Saya mungkin adalah salah seorang yang tertarik oleh ucapan atau bisa dibilang 'mantra' yang diulang-ulangnya tersebut dan akhirnya memutuskan untuk membeli dagangannya yaitu ice cream sandwich.

Seingat saya ada beberapa macam rasa dari ice cream yang dijual, salah satunya adalah Durian yang saya beli waktu itu. Saya membelinya karena penasaran dan juga karena kebetulan sekali siang itu cukup terik sehingga menikmati sesuatu yang dingin dapat menjadi kesegaran tersendiri. Harganya 1 Dollar Singapura (S$1) atau jika dirupiahkan waktu itu sekitar 9.750 Rupiah. Tidak mahal juga sebenarnya karena di Indonesia kuliner sejenis ini juga ada yang dijual lebih mahal.

Sunday 7 August 2016

Menu Makan Malam Saya 22 Juni 2016

Blog peterculinarydiaries.blogspot.com ini memang saya khususkan untuk membahas mengenai aneka ragam kuliner yang pernah saya cicipi dimanapun di seluruh wilayah nusantara maupun di seantero jagat raya. Semua yang saya tulis disini adalah opini pribadi saya sendiri. Posting kali ini adalah mengenai Menu Makan Malam Saya 22 Juni 2016. Saya gemar menyantap sayuran untuk mendukung program diet OCD (Obsessive Corbuzier's Diet) yang telah saya jalani selama lebih dari dua tahun. Kenapa saya suka sayur ? Karena sayur membantu kita semua untuk tetap merasa kenyang dalam rentang waktu yang lebih lama dibandingkan nasi atau berbagai macam karbohidrat lainnya.

Sampai disini saja basa-basinya. Langsung saja ya ini dia Menu Makan Malam Saya 22 Juni 2016. Seperti tampak pada foto di bawah ini, saya memilih perpaduan antara sayur Sawi Putih, Tauge, dan Kacang Panjang. Sawi Putih dimasak cah dengan sedikit kuah. Tauge dan Kacang Panjang dimasak Oseng juga dengan sedikit kuah. Untuk pelengkap saya memilih Telur dan Tempe dimasak Bali.

Menu Makan Malam Saya 22 Juni 2016
Menu Makan Malam Saya 22 Juni 2016
Itulah paduan menu makan malam saya yang sederhana namun bergizi dan tentu saja turut mendukung agar saya tetap dapat kenyang dalam jangka waktu lama sehingga tidak obesitas atau kegemukan. Pastikan kita semua selalu rutin mengkonsumsi sayur agar pencernaan juga lancar, karena pencernaan yang lancar adalah salah satu kunci agar tubuh tetap sehat dan bisa kembali langsing. Sekian dan semoga bermanfaat.

Wednesday 3 August 2016

Salad Buah

Menurut penuturan para ahli serta pakar pengembangan diri maupun para motivator, setiap orang dianjurkan atau bahkan diwajibkan untuk berani mengeksplorasi kemampuan dirinya serta bakat-bakatnya. Nah, berbekal penuturan mereka dan karena saya sedang ingin menikmati salad buah dan juga karena terinspirasi oleh salah satu video Fang Brothers (Fang Bros) yang membahas mengenai makanan, maka saya pun mencoba membuat sendiri kudapan sederhana ini untuk diri saya sendiri.

Untuk mendukung rencana di atas, maka tentu saja saya perlu berbelanja bahan-bahan yang akan menjadi komponen atau campuran dari salad buah yang akan dibuat. Tujuan saya adalah ke supermarket dengan nama depan atau awalan C yang terkenal akan iklan atau promosi yang berharga termurah dibanding para pesaingnya (memang murah, tapi tidak selalu yang paling murah, tapi sudahlah itu bukan topik utama posting kali ini). Bahan-bahan yang saya beli adalah pisang, mangga, anggur merah, apel, sayur kubis, dan tentu saja mayonnaise Thousand Island (ini atas anjuran salah seorang kawan). Segera setelah semua bahan-bahan telah terkumpul, langsung saja saya pulang (bayar dulu tentu saja).

Ketika telah sampai di rumah, semua bahan-bahan tersebut segera saya kupas dan cuci bersih dan kemudian segera dipotong-potong serta ditempatkan dalam wadah mangkuk plastik besar. Setelah semua proses mulai dari mengupas, membersihkan, hingga memotong selesai dilakukan, langkah terakhir adalah menuangkan "saus" nya yaitu mayonnaise Thousand Island. Bersamaan dengan telah tertuangnya mayonnaise, maka berakhir sudah proses pembuatan salad buah. Inilah tampilan dari salad buah hasil kreasi saya (lihat gambar di bawah ya).

Salad Buah Hasil Kreasi Saya
Walaupun secara tampilan salad buah tak semenarik kreasi dan karya chef-chef di restoran atau rumah makan, tapi setidaknya secara rasa tak jauh berbeda. Lagi pula hasil kreasi ini tidak untuk dilombakan, tapi langsung disantap begitu selesai dibuat. Pengalaman ini begitu berharga bagi diri saya sendiri karena pernah membuat sesuatu yang saya santap sendiri dan tak selalu membelinya dalam bentuk siap saji (baca: santap). Demikian....

Tuesday 2 August 2016

Serabi Hijau Durian Ny. Nina Pucang Anom

Kuliner ini juga saya santap sudah sangat lama sekali dan menjadi bagian dari koleksi foto lama yang tersimpan di harddisk laptop. Saya baru upload dan bahas sekarang karena memang baru sekarang ngeblog secara khusus soal kuliner. Serabi atau Surabi adalah makanan jajanan tradisional khas Indonesia yang banyak dijumpai di beberapa daerah di nusantara. Kala itu (karena sudah lama sekali) saya penasaran akan suatu kedai atau depot atau warung yang menjual aneka macam makanan yang salah satunya adalah Serabi ini. Kedai tersebut terletak di jalan Pucang Anom yang searah menuju ke Pasar Pucang (jika saya tidak salah ingat dan kalau salah akan saya update di lain waktu).

Serabi Hijau Durian Ny. Nina Pucang Anom
Serabi Hijau Durian Ny. Nina Pucang Anom
Waktu itu, saya memesan seporsi Serabi Hijau Durian. Sesuai namanya maka Serabi ini pasti berwarna hijau yang biasanya diperoleh dari sari daun pandan dan sesuai namanya pula maka pasti ada kuah Durian sebagai pelengkapnya. Rasa secara pasti saya lupa. Saya hanya ingat bahwa rasa Durian memang ada namun tidak terlalu kentara aroma serta rasanya. Makanan ini manis, jadi cocok juga untuk yang suka makanan manis atau yang hendak berbuka puasa. Harga kala itu 9 Ribu Rupiah per porsi (jika lain mencoba lagi saya akan buat posting baru dengan harga paling up to date). Begitu saja ulasan yang dapat saya berikan. Semoga bermanfaat.

Soto Banjar

Soto Banjar merupakan makanan khas suku Banjar, Kalimantan Selatan dengan bahan utama ayam dan beraroma khas rempah-rempah seperti kayu manis, biji pala, dan cengkeh, begitulah kurang lebih informasi yang terdapat di halaman mengenai Soto Banjar di Wikipedia. Posting kali ini mengenai Soto Banjar yang sebenarnya waktu ketika saya menyantapnya sudah sangat lama sekali yaitu tahun 2014. Saya lupa nama penjualnya dan tidak tahu dimana lokasi berjualannya sehari-hari sebab saya membelinya pada sebuah acara kuliner yang diadakan di kota Surabaya.

Soto Banjar
Soto Banjar
Seperti saya ungkapkan di atas, saya lupa siapa nama penjualnya dan dimana lokasi berjualannya, jadi saya tidak memberikan keterangan lebih banyak soal makanan ini. Secara rasa detail saya pun sudah agak lupa, namun saya putuskan untuk menuliskannya sebagai bentuk kenang-kenangan bagi diri saya sendiri bahwa saya pernah mencicipi kuliner Soto Banjar. Berdasarkan ingatan saya, rasanya tak jauh berbeda dan bahkan cenderung sama dengan Soto Ayam lainnya yang umum dijumpai di kota Surabaya. Begitulah ulasan ringkas saya mengenai Soto Banjar. Di lain waktu jika saya kebetulan menyantap Soto Banjar lagi, saya akan berikan ulasan atau keterangan lebih lengkap dan detail. Semoga bermanfaat.

Friday 15 July 2016

Sate Mee Kuliner Mie Khas Pulau Batam

Sate Mee Kuliner Mie Khas Pulau Batam
Sate Mee Kuliner Mie Khas Pulau Batam
Liburan Lebaran tahun ini yang baru saja berlalu beberapa saat yang lalu saya habiskan untuk berlibur di Pulau Batam dan Malaysia. Saya dan keluarga berlibur kesana dan sekaligus berkunjung sekali lagi ke rumah adik saya yang sejak hampir dua tahun terakhir tinggal serta berusaha disana. Kali ini saya hendak berbagi salah satu info kuliner khas yang ada di Pulau Batam yang sempat saya cicipi kelezatannya.

Pulau Batam merupakan suatu pulau dan sekaligus kota yang cukup terkenal, baik bagi warga negara Indonesia maupun warga negara asing, khususnya Singapura yang letaknya memang sangat dekat dengan pulau ini. Di pulau ini masih banyak lokasi atau tanah kosong yang masih belum semuanya dimanfaatkan untuk tempat tinggal atau usaha. Penduduk pulau ini cukup banyak yang berasal dari pulau atau daerah lain di Indonesia, salah satunya adalah Jawa. Mungkin dari penduduk yang berasal dari Jawa inilah akhirnya tercipta suatu kuliner khas pulau tersebut yang mengandung unsur makanan khas Jawa, yaitu Sate Mee.

Sate Mee merupakan kuliner khas Batam yang belum pernah saya jumpai di Jawa. Lalu seperti apakah kuliner atau makanan Sate Mee tersebut ? Apakah Sate yang dimakan bersama mie atau mie yang dijadikan gulungan serta kemudian ditusuk menggunakan tusuk sate ? Ternyata semuanya itu salah. Sate Mee adalah mie biasa yang diolah hingga menjadi semacam Pangsit Mie atau Mie Ayam di Jawa yang kemudian diatasnya dituangkan kuah berupa bumbu kacang yang biasanya digunakan sebagai bumbu Sate. Dari sanalah nama Sate Mee berasal.

Thursday 14 July 2016

Tahu Campur Cak Kahar Depot Legendaris

Postingan kali ini tentang salah satu kuliner terkenal di kota Pahlawan Surabaya, Tahu Campur. Awalnya saya tak ada rencana untuk menyantap kuliner ini kemarin, tetapi berhubung Warung Rawon Setan masih belum siap untuk menerima pesanan makanan dan karena kebetulan saya ingat ada Tahu Campur di dekat Warung Rawon Setan, akhirnya saya putuskan untuk sekalian mampir. Sebelum kemarin, sebenarnya saya sudah pernah kesana satu kali. Saya tahu tempat ini pertama kali dari acara kuliner yang diselenggarakan oleh salah satu produsen kecap di tanah air beberapa tahun lalu. Baik tanpa panjang lebar langsung saja masuk ke inti tulisan ini yaitu rasa Tahu Campur yang saya santap di lokasi kuliner ini.

Tahu Campur Cak Kahar Depot Legendaris
Tahu Campur Cak Kahar Depot Legendaris
Tahu Campur Cak Kahar Depot Legendaris ini terletak di Jalan Embong Malam sederetan dengan Warung Rawon Setan. Lokasinya berada di kanan jalan setelah Warung Rawon Setan jika dari arah Tunjungan Plaza. Begitu disana, saya langsung saja memesan seporsi Tahu Campur yang harganya 17 Ribu Rupiah. Tak perlu menunggu lama, Tahu Campur telah tersaji di meja di hadapan saya. Hal pertama yang saya lakukan tentu saja memfoto hidangan yang telah tersaji di hadapan.

Segera setelah acara memfoto selesai dilaksanakan, saya pun segera mulai menyantap hidangan hangat yang ada di depan mata. Berhubung masih cukup panas yang tentu saja kurang baik bagi mulut serta gigi kita, maka saya putuskan untuk "menghabisi" dulu krupuk-krupuk yang menjadi bagian dari sajian Tahu Campur. Setelah krupuk-krupuk yang ada telah habis disantap, barulah saya mulai mencicipi kuah Tahu Campur. Setelah beberapa sendok mencicipi rasa kuahnya, saya yakin bahwa rasanya kurang mantap. Hal ini biasanya disebabkan petis yang merupakan bumbu dasar dari Tahu Campur kurang jumlahnya. Namun sebelum memutuskan untuk meminta tambahan petis ke penjualnya, saya mencoba untuk mengaduk-aduk lagi, sebab barangkali saja petis yang telah ada disana kurang merata atau belum terlarut dengan kuah yang ada. Akan tetapi, pada akhirnya saya tetap meminta tambahan petis ke penjualnya.

Menjajal Kuliner Rawon Setan Untuk Pertama Kalinya

Gara-gara membuat tulisan dan sekaligus posting pertama di blog ini dengan judul Lokasi Kulineran Yang Sayang Dilewatkan Apabila Ke Surabaya yang salah satu lokasi yang saya sebutkan adalah Warung Rawon Setan yang terletak di Jalan Embong Malang. Saya merasa sedikit "bersalah" karena menyebutkan lokasi makan yang sayang untuk dilewatkan sementara saya sendiri belum pernah sekalipun mencicipi makanan disana. Karena alasan itulah, akhirnya kemarin segera setelah pulang dari kantor saya langsung meluncur kesana untuk segera mencobanya dan sekaligus menjadikannya bahan tulisan di postingan ini.

Kemarin sekitar pukul 16.30 WIB saya meluncur dari kantor dan langsung menuju ke Jalan Embong Malang lokasi dimana Warung Rawon Setan berada. Karena jalanan masih belum terlalu dipenuhi oleh orang-orang yang pulang kerja, perjalanan saya kesana bisa dibilang cukup lancar. Sekitar pukul 17.00 WIB saya sudah berada di depan lokasi warung makan tersebut dan memarkir kendaraan yang saya tumpangi. Ternyata oh ternyata, warung makan tersebut masih belum buka. Kursi-kursi yang ada disana masih ditata terbalik di atas meja seperti tampak pada foto di bawah ini.

Warung Rawon Setan
Warung Rawon Setan Yang Masih Belum Buka, Kursi-Kursi Masih Tertata
Di Atas Meja.
Saya agak ragu dan sempat terpikir, jangan-jangan warung makan ini memang masih belum karena masih libur Hari Raya Idul Fitri. Tapi akhirnya daripada hanya berprasangka saja, saya putuskan untuk masuk dan bertanya ke salah satu pegawai yang ada di dalam warung. Ternyata benar, saya salah mengira, warung makan ini buka tapi masih setelah Maghrib atau sekitar satu jam dari jam kedatangan saya. Saya pikir masih cukup lama juga, tapi daripada pulang dulu dan nantinya balik kesana lagi dan terjebak macet, akhirnya saya putuskan untuk menunggu disana.

Saat menunggu, saya tiba-tiba teringat kalau di dekat sana ada tempat makan Tahu Campur yang mengklaim dirinya sebagai "legendaris". Saya pernah mencoba makan disana, tapi itu sudah sangat lama sekali dan saya sudah lupa rasanya. Oleh karena waktu menunggu yang masih cukup lama, saya putuskan untuk tidak ada salahnya sekalian mencoba sekali lagi Tahu Campur tersebut. Ulasan saya mengenai Tahu Campur tersebut akan saya tuliskan dan posting kembali segera setelah posting ini.

Lokasi Kulineran Yang Sayang Dilewatkan Apabila Ke Surabaya

Posting pertama di blog terbaru yang saya buat secara khusus untuk mengakomodasi salah satu minat terbaru saya yaitu mencoba aneka macam kuliner di berbagai tempat yang saya kunjungi. Ini adalah blog kedua yang saya miliki setelah blog pertama saya di www.peteradisaputro.blogspot.com. Semoga posting pertama ini dapat menjadi awal yang baik serta menarik untuk posting-posting artikel kuliner selanjutnya. Selamat membaca.

Posting pertama kali ini adalah tentang lokasi-lokasi kuliner yang wajib dikunjungi dan sayang apabila dilewatkan ketika berada di kota Surabaya, kota dimana saya paling sering menghabiskan waktu sehari-hari saya. Lokasi kuliner mana saja yang dimaksud ? Mari simak ulasannya di bawah ini.
Warung Rawon Setan, Embong Malang, Surabaya
Warung Rawon Setan, Embong Malang, Surabaya (dok. pribadi)
Rawon Setan
Lokasi kuliner satu ini sudah sangat terkenal, tidak hanya di kota Surabaya, tetapi juga di berbagai daerah lain di Indonesia. Para wisatawan dari berbagai kota di Indonesia seolah belum berkunjung ke Surabaya jika belum mencicipi makanan di lokasi ini. Warung makan yang terkenal akan sajian utamanya berupa Nasi Rawon yang merupakan makanan khas Jawa Timur berupa sup daging dengan kuah hitam yang dihasilkan dari kluwek ini beralamat di Jalan Embong Malang I No. 78, Genteng, Surabaya, Jawa Timur. Sempatkan untuk berkunjung ke lokasi makan ini apabila sedang ada di kota Surabaya. Warung makan ini menurut penuturan bapak yang ada di foto di atas buka 24 jam. Namun hari ini ketika saya kesana sekitar pukul 5 sore, mereka masih belum buka dan sedang siap-siap seperti tampak pada foto di atas.

Nasi Goreng Jancuk
Nasi Goreng Jancuk (sumber: travel.kapanlagi.com)
Nasi Goreng Jancuk
Selain terkenal dengan Rawon Setan nya, Surabaya juga terkenal akan kuliner Nasi Goreng dan salah satu yang terkenal adalah Nasi Goreng Jancuk. Kenapa diberi nama demikian ? Saya sendiri tak tahu pasti, tapi mungkin saja dikarenakan porsinya yang besar dan rasa pedasnya yang membuat orang berkata "jancuk" (pisuhan khas Surabaya). Seporsi Nasi Goreng Jancuk memang kelewat besar hingga bisa disantap oleh sekitar 4 orang. Apabila sedang berada di Surabaya dan gemar makan Nasi Goreng, coba saja mampir ke lokasinya di Restoran Kartini, Surabaya Plaza Hotel, Jalan Pemuda No. 33-37.

Kedai Mie Pecun Surabaya
Kedai Mie Pecun Surabaya (sumber: google.com)
Mie Pecun
Bagi yang doyan makanan pedas, selain Nasi Goreng Jancuk, maka makanan ini adalah pas untuk tidak dilewatkan ketika sedang berkunjung ke Surabaya. Kuliner ini memang masih tergolong baru di kota Surabaya, namun popularitasnya telah terdengar di berbagai penjuru kota. Mie kuah yang dicampur dengan potongan udang, telur, dan kornet dijamin bakal membuat setiap orang yang menyantapnya ketagihan. Selain itu, mie yang dijual disini juga memiliki berbagai tingkat kepedasan, antara lain Paket Klimax (Super Pedas), Paket Galau (Pedas Biasa), Paket Semriwing (Pedas Sedang), dan Paket Culun (Tidak Pedas). Lokasi tempat makan ini berada di Jalan Anjasmoro, Sawahan, Kecamatan Sawahan, Surabaya.